INFORADAR.ID - Tangerang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Banten yang berbatasan dengan DKI Jakarta. Wilayah ini, terbagi ke dalam tiga bagian, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Tapi, tahukan kamu makna dari kata Tangerang? Yuk simak ulasan berikut ini.
Dalam sejarah pendiriannya, Tangerang tentunya mempunyai sejarah yang panjang dan tidak bisa terlepas dari perjuangan para ulama dan pendekar yang diutus oleh Kesultanan Banten guna mensyiarkan ajaran islam dan melawan para penjajah yang menduduki bumi tangerang.
Sebuah daerah yang masuk dalam tatar Pasundan Provinsi Banten ini pun dijuluki sebagai kota seribu industri. Julukan itu pantas disematkan, karena banyaknya sektor industri yang dibangun di Tangerang secara terus menerus.
Namun, tahukan anda asal usul kata Tangerang berasal dari bahasa sunda yaitu "Tengger" atau "Tetengger".
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia mempunyai makna ciri atau penanda.
Melansir dari situs resmi pemerintah Kota Tangerang, nama Tangerang berasal dari sebutan masyarakat sekitar terhadap bangunan tugu dengan tinggi kira-kira 2,5 meter yang didirikan Pangeran Soegiri, putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten, bersama-sama dengan masyarakat sekitar pada tanggal 5 Sapar tahun Wawu (1654 Masehi) yang terletak kira-kira 500 meter di tepi barat bantaran sungai Cisadane tepatnya di Gardu Gede yang kini dikenal dengan nama Kampung Gerendeng.
Fungsi tugu tersebut sebagai pembatas atau penanda wilayah kekuasaan kesultanan Banten di sebelah barat Sungai Cisadane dengan wilayah yang dikuasi VOC di sebelah timur.Atas dasar fungsinya tersebut, masyarakat menyebut tugu dan daerah itu dengan sebutan "Tetengger" atau "Tanggeran" yang berarti "penanda".
Pasca penandatanganan perjanjian antara VOC dengan Kesultanan Banten yang diwakili oleh Sultan Haji atau Sultan Abunnashri Abdulkahar putra Sultan Ageng Tirtayasa pewaris Kesultanan Banten. Pada tanggal 17 April 1684, Belanda sepenuhnya menguasai wilayah "Tanggeran".
Dalam penguasaannya, tentara Belanda juga merekrut warga pribumi di antaranya dari Madura dan Makasar yang di antaranya ditempatkan di sekitar wilayah benteng.
Tentara VOC yang berasal dari Makasar tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut "Tangeran" dengan "Tangerang". Kesalahan ejaan dan dialek inilah yang diwariskan dari generasi ke generasi bahkan hingga saat ini.
Tentunya banyak versi beragam yang menyebutkan asal mula dari penyebutan kata Tangerang tersebut.
Penulis: Muhdi Perdiansyah