Prasasti Batu Tulis Muruy Pandeglang, Penanda Banten Lepas dari Penjajah

Jumat 17-06-2022,10:05 WIB
Reporter : Purnama Irawan
Editor : Agung S Pambudi

PANDEGLANG,INFORADAR.ID-Prasati Batu Tulis Muruy merupakan peninggalan Kesultanan Banten pada masa kekuasaan Muhammad Syifa Zaenal Arifin (1733 – 1750 Masehi). Prasasti Batu Tulis Muruy berada di Kampung Muruy RT 01, RW 02, Desa Murni, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. 

Lokasi Prasasti Batu Tulis Muruy lokasinya dilingkupi Sungai Cibenda dan kebun.

Adapun goresan pada Prasasti Batu Tulis Muruy, dikutip INFORADAR.ID, dipahatkan pada batu andesit dengan tinggi 251 centimeter. Kemudian lebar bagian atas 275 centimeter dan lebar bawah 192 centimeter. Lalu pada salah satu sisi batu terdapat goresan aksara Arab dalam bentuk kaligrafi. 

Aksara Arab yang digoreskan di Batu Tulis Muruy bertuliskan, athal haman khomsatun anabu sahra al-sanatun. 

Di mana kalimat tersebut diduga sebagai candra sengkala (pertanggalan) yang jika diubah ke dalam angka tahun menjadi 1161 Hijriyah. 

Apabila dihitung ke dalam tahun Masehi menjadi tahun 1741 Masehi.   Jika dilihat dari tahun masehinya dan jika dihubungkannya dengan Kesultanan Banten, prasasti ini diperkirakan berasal dari masa kekuasaan Muhammad Syifa Zaenal Arifin (1733 – 1750 M). 

Menurut cerita rakyat yang berkembang di lingkungan masyarakat setempat menyebutkan bahwa tulisan Arab tersebut dibuat oleh putera Nyi Kamilah.

Nyi Kamilah saat itu lari dari Kesultanan Banten menghindari serangan penjajah Belanda. Pada saat melarikan diri dari Belanda Nyi Kamilah dikabarkan membawa serta dua puteranya ke sebuah daerah yang saat ini dikenal dengan nama Desa Muruy. 

Selanjutnya setelah dewasa, kedua putera Nyi Kamilah pamit untuk kembali ke Kesultanan Banten. Tujuan kembali ke Kesultanan Banten, "Untuk mengembalikan kejayaan dan melepaskan Banten dari tangan penjajah Belanda,". Itulah tulisan kedua putera Nyi Kamilah pada Prasasti Batu Tulis Muruy. (*)

Kategori :