Wamendag Sebutkan Empat Strategi Dorong Ekspor Rempah ke Pasar Global

Rabu 01-06-2022,22:52 WIB
Reporter : aasarbi
Editor : aasarbi

JAKARTA, INFORADAR.ID -  Strategi ekspor Indonesia saat ini fokus pada diversifikasi produk dan pasar. Kementerian Perdagangan mendukung penuh adanya program Spice Up the World untuk meningkatkan ekspor rempah melalui promosi Gastronomi  Indonesia.  

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga  saat  memberikan sambutan pada penjajakan kesepakatan bisnis internasional (International Business Matching/IBM) "Celebes Legendary Spices" yang digelar secara daring pada Selasa, 31 Mei 2022. 

"Fokus ekspor tahun ini adalah diversifikasi produk dan pasar. Rempah-rempah Indonesia harus diakui dunia. Itu adalah tantangan kami untuk mempromosikan rempah-rempah Indonesia melalui banyak acara," ujar Wamendag dikutip dari siaran pers Kemendag.

Wamendag menyebutkan, empat strategi untuk mendorong ekspor rempah ke pasar global. Pertama, terkait standar. Hal itu termasuk praktik pertanian yang baik, persyaratan teknis, dan spesifikasi produk. Eksportir Indonesia harus memenuhi standar internasionaluntuk memastikan kualitas yang prima dan konsisten.

Kedua, menjadi organik. Sebab, saat ini perilaku konsumen bergeser ke arah produk organik dan berkelanjutan. 

"Saya percaya rempah-rempah Indonesia memiliki potensi dalam kategori organik dan berkelanjutan,"kata Wamendag.

Ketiga, penjenamaan (branding). Penjenamaan diharapkan dapat meningkatkan kreativitas para pelaku usaha untuk mengikuti permintaan global. 

Terakhir, terkait promosi, Kementerian Perdagangan memiliki 46 perwakilan dagang di kota-kota besar  dunia  yang  bertugas  mempromosikan  ekspor  Indonesia  dan  bekerja  sama  dengan  para importir dan distributor. 

"Saya mengajak kita semua ikut mempromosikan dan meningkatkan kesadaran tentang indikasi Geografis  (IG).  IG  merupakan  salah  satu  komponen  penting  dalam  meningkatkan  ekspor  dan menciptakan penjenamaan. Beberapa rempah-rempah Indonesia yang sudah terdaftar IG antara lain,  lada  Muntok,  pala  Siaw,  kayu  manis  Koerintji,  vanili  Alor,  dan  masih  banyak  lagi," ajak Wamendag.

Para pelaku usaha diharapkan dapat meningkatkan produktivitasnya dan kinerja ekspor dengan menghasilkan lebih banyak produk bernilai tambah. Sektor industri rempah-rempah yang kuat di Indonesia memerlukan kreativitas, teknologi, dan sinergidari berbagai pihak.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor rempah-rempah Indonesia kode HS 0903–0909 ke dunia mengalami kontraksi hingga 4,88 persen pada 2021 dengan nilai ekspor mencapai USD 764,22 juta. Ekspor pala, cengkeh dan anise menunjukkan tren positif lebih dari 20persenselama limatahun  terakhir.  

Namun,  produksi  rempah-rempah  Indonesia  masih  menempati peringkat ke-4 secara global, setelah India, Tiongkok, dan Nigeria. Sementara untuk kinerja ekspor, Indonesia masih berada di peringkat 10 besar, setelah Tiongkok, India, Belanda, dan Jerman. (Aas Arbi)

Kategori :