Viral! Gunung Berapi Aktif Kembali Setelah 700 Ribu Tahun
Ilustrasi: Gunung berapi aktif kembali setelah 700 ribu tahun-Gylfi-pixabay.com
INFORADAR.ID- Sebuah gunung berapi di bagian selatan Iran yang diyakini sudah tidak aktif selama kurang lebih 710 ribu tahun kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Penelitian terbaru yang diterbitkan pada 7 Oktober di jurnal Geophysical Research Letters mengungkap bahwa wilayah tanah dekat puncak gunung berapi Taftan mengalami kenaikan sekitar 3,5 inci dalam periode sepuluh bulan dari Juli 2023 hingga Mei 2024.
Yang dimana, ini menggambarkan adanya peningkatan tekanan gas di bawah tanah gunung berapi tersebut.
BACA JUGA:Jogja Film Academy Short Film Festival JOFAFEST 5: 'Tumbuh' Bersama Sinema Muda Indonesia
BACA JUGA:Cegah Dampak Lingkungan, Pemkab Serang akan Musnahkan Hewan yang Terpapar Radioaktif di Cikande
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Live Science menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap gunung berapi yang sebelumnya dianggap tidak berbahaya. Menurut Pablo González, vulkanolog IPNA-CSIC, hasil studi ini menunjukkan potensi bahaya yang perlu diwaspadai.
Sebuah gunung berapi dikategorikan sebagai punah jika tidak meletus pada periode Holosen, yang dimulai sekitar 11.700 tahun yang lalu.
Mengingat aktivitasnya baru-baru ini, jelas González, lebih tepat jika Taftan disebut sebagai gunung berapi yang sedang dorman.
BACA JUGA:80 Persen Lansia Indonesia Masih Mengandalkan Generasi Sandwich, Kemenkeu Wanti-Wanti Dampaknya
BACA JUGA:Akhir Bulan Liburan ke 5 Wisata Gratis Jakarta
González menyatakan, bahwa gundukan tersebut berpotensi meletus di masa mendatang dengan cara yang bisa sangat dahsyat atau lebih tenang.
Menurutnya, saat ini belum ada alasan untuk merasa khawatir akan kemungkinan letusan yang segera terjadi, namun gunung berapi tersebut harus tetap diawasi dengan lebih serius.
Gunung berapi Taftan adalah gunung stratovolkano yang tingginya mencapai 12.927 kaki (3.940 meter) di tenggara Iran, terletak di antara deretan pegunungan dan gunung berapi yang terbentuk karena subduksi kerak samudera Arab di bawah benua Eurasia.
Saat ini, gunung berapi tersebut memiliki sistem hidrotermal aktif serta fumarol yang mengeluarkan gas sulfur berbau, tetapi riwayat letusannya tidak diketahui dalam sejarah umat manusia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
