Disway Award

Pemerintah Percepat Proyek Gasifikasi Batu Bara DME, Solusi Pengganti LPG dan Kurangi Impor

Pemerintah Percepat Proyek Gasifikasi Batu Bara DME, Solusi Pengganti LPG dan Kurangi Impor

Gasifikasi Batu Bara DME, --Istimewa

INFORADAR.ID - Pemerintah terus mematangkan proyek gasifikasi batu bara DME sebagai langkah strategis menuju kemandirian energi nasional. 

Melalui pengembangan tersebut, Indonesia berupaya menekan impor Liquified Petroleum Gas (LPG) yang selama ini menjadi beban besar bagi neraca perdagangan. 

Program gasifikasi batu bara DME ini juga menjadi bagian dari agenda hilirisasi energi yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dengan pengawasan langsung dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Upaya ini diharapkan memperkuat ketahanan energi sekaligus menciptakan peluang investasi di sektor hilir batu bara. 

Selain itu, gasifikasi batu bara DME diproyeksikan mampu menekan emisi karbon dan mendorong pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan. 

Dengan demikian, peoyek tersebut bukan hanya menjadi pengganti LPG, tetapi juga simbol transformasi energi nasional menuju arah yang lebih berkelanjutan.

BACA JUGA:PPPK Paruh Waktu Buka Jalan Baru bagi Honorer yang Belum Lolos Seleksi 2024

BACA JUGA:Arab Saudi Terapkan Syarat Kesehatan Haji Ketat Mulai 2026, Ini Daftar 11 Penyakit yang Tak Lolos

Gasifikasi batu bara DME Jadi Salah Satu Proyek Hilirisasi Prioritas Nasional

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pengembangan DME termasuk dalam daftar 18 proyek hilirisasi strategis yang kini difinalisasi oleh Danantara. 

Sebelumnya, Tim Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional telah menyelesaikan pra-studi kelayakan (pra-FS) untuk seluruh proyek tersebut dan menyerahkannya kepada Danantara guna ditinjau lebih lanjut oleh konsultan.

“Dari hasil pra-FS itu kini sedang dikaji ulang untuk difinalisasi di Danantara. Dari 18 proyek yang ada, salah satunya adalah DME,” ujar Bahlil usai menghadiri Anugerah Subroto 2025 di Jakarta, Jumat 24 Oktober 2025.

Ia menambahkan, kebijakan ini merupakan strategi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap LPG impor.

“Konsumsi LPG kita sekitar 8,5 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri hanya 1,3 juta ton. Artinya kita masih harus impor sekitar 6,5 hingga 7 juta ton. Untuk mengatasinya, kita perlu membuat substitusi impor melalui hilirisasi batu bara,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: