Pestalotiopsis microspora: Jamur Pemakan Plastik dari Amazon, Harapan Baru Atasi Limbah Global
Spesies jamur langka bernama Pestalotiopsis microspora pemakan plastik dari Amazon-Pinterest/Fact Republic-
INFORADAR.ID - Krisis limbah plastik yang kian mengancam keberlangsungan lingkungan menemukan secercah harapan dari kedalaman hutan hujan Amazon. Spesies jamur langka bernama Pestalotiopsis microspora berhasil mencuri perhatian dunia ilmiah karena kemampuannya yang luar biasa dalam mengurai plastik, khususnya jenis poliuretan, secara alami dan efisien.
Penemuan revolusioner ini pertama kali diungkap oleh tim mahasiswa dari Universitas Yale, Amerika Serikat. Dalam studi mereka, jamur ini diketahui mampu bertahan hidup hanya dengan mengonsumsi plastik sebagai satu-satunya sumber makanan, bahkan dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen).
Fakta tersebut menjadikannya kandidat potensial untuk diterapkan di tempat pembuangan akhir sampah (landfill), di mana kadar oksigen sangat minim. Selama ini, limbah plastik khususnya poliuretan dikenal sangat sulit diurai oleh mikroorganisme biasa.
Membutuhkan waktu ratusan tahun bagi plastik untuk terdegradasi secara alami. Oleh karenanya, kemampuan Pestalotiopsis microspora dalam mencerna poliuretan dalam waktu hanya dua minggu dianggap sebagai terobosan penting dalam upaya pelestarian lingkungan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Biodegradation of Polyester Polyurethane by Endophytic Fungi mengungkap bahwa jamur ini tidak hanya mampu hidup di lingkungan ekstrem, tetapi juga dapat mengubah plastik menjadi senyawa organik yang lebih ramah lingkungan.
BACA JUGA:Raih Gelar Doktor, Dosen Ilmu Komunikasi Unsera Dapat Apresiasi Rp30 Juta
BACA JUGA:228 Wisudawan Unsera Siap Terjun ke Dunia Kerja
Penggunaan jamur Pestalotiopsis microspora berpotensi menggantikan metode pengelolaan limbah konvensional seperti pembakaran dan penimbunan, yang seringkali menimbulkan pencemaran baru.
Meski menjanjikan, pengembangan teknologi berbasis jamur pemakan plastik ini masih menghadapi sejumlah tantangan. Para peneliti tengah fokus pada peningkatan efektivitas enzim pengurai plastik yang dihasilkan jamur serta pengembangan bioreaktor khusus agar teknologi ini bisa diterapkan secara luas di industri daur ulang.
Kecepatan dan skala penguraian juga menjadi perhatian utama. Walaupun jamur ini mampu mengurai plastik dalam dua minggu, aplikasi dalam skala industri tentu membutuhkan proses yang lebih cepat dan masif.
Oleh karena itu, kolaborasi antara ilmuwan, industri, dan pemerintah menjadi sangat penting dalam mendorong implementasi teknologi ini ke level global. Bukan hanya terbatas pada pengelolaan limbah domestik, jamur Pestalotiopsis microspora juga sedang diteliti untuk potensi penggunaannya dalam misi luar angkasa.
Penelitian lanjutan tengah dilakukan untuk menguji kemampuan Pestalotiopsis microspora dalam kondisi mikrogravitasi dan ruang hampa, membuka kemungkinan bahwa jamur ini suatu hari nanti dapat membantu mendaur ulang limbah plastik di stasiun luar angkasa atau koloni masa depan di planet lain.
BACA JUGA:Seminar Parenting KKN Tematik UPBK Angkat Isu Parenting Emosional Anak
BACA JUGA:Jangan Panik! Ini 6 Penyebab Dana PIP 2025 Belum Cair dan Cara Mengatasinya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
